Rabu, 24 Februari 2016

Ilmu Perpustakaan? No Problem




Hmmm... teringat waktu awal cari-cari kuliahan dulu. Pusingnya tujuh keliling, bingungnya minta ampun. Mau daftar kemana belum kepikiran, belum pasti milih yang mana, padahal rentetan-rentetan daftar penerimaan mahasiswa baru berderet-deret sepanjang kereta api, mungkin lebih. Pun pilihan masih mengambang.
Suatu ketika saya berkonsultasi dengan ibu saya, yang selalu mengarahkan, walaupun bapak saya juga mengarahkan tapi soal ini bapak hanya meyakinkan saja, “yang penting niat kamu sekolah, cari ilmu dan pengalaman, Nduk, mau dimana tanya ke Ibumu tuh, Bapak hanya bisa cari nafkah”, begitulah Bapak saya. Kalau Ibu saya ya maunya saya kuliah di Universitas Negeri, “yang penting negeri”. Oke, saya setuju dan pilihannya adalah UGM dan UNY. Karena pilihan saya lewat bidikmisi, UIN Jogja tidak tercantum dan pilihan di luar kota Jogja tidak terpikirkan. Pilihan jurusan masih belum tahu, Ibu saya pengen ini saya pengen itu, Ibu saya pengen saya kesana saya pengen kesini. Dilemma. Saya pun ambil semua, dari Ibu saya dan dariku sendiri. Entah ketrima atau tidak itu yang terbaik.
Hasil SNMPTN dan SBMPTN saya belum diterima. Tak masalah masih ada kesempatan lain. Namun Ibu saya tidak menyuruh saya mendaftar lagi di jalur reguler maupun mandiri. Saya diperkenankan untuk mendaftar CPNS di IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri). Ibu saya melihat pendaftaran CPNS itu termuat di surat kabar. Akhirnya saya fokus mencari informasi tentang pendafatran CPNS tersebut, ada beberapa tahap seleksi yang harus dilalui dengan sistem gugur. Sayang, di tahap terakhir saya gugur, huhuhu.
Tak apalah, Allah pasti telah menyediakan pilihan yang terbaik buat saya. Saya tidak lagi mendaftar ke perguruan tinggi karena saya diajak ikut orangtua pindah rumah di Palembang. Beberapa bulan kemudian saya balik lagi ke Jogja. Di tahun kedua setelah lulus SMA, saya mendaftar lagi ke perguruan tinggi negeri. Karena pendaftaran SBMPTN masih beberapa bulan lagi saya nanya-nanya pada temen-temen yang sudah diterima di perguruan tinggi, jurusan apa dan perguruan tinggi mana. Entah apa yang membuat saya tertarik, saya ingin sekali masuk ke jurusan Ilmu Perpustakaan. Dari pendapatku sendiri tidak terlalu banyak yang minat di jurusan ini pun kayaknya dalam bekerja tidak terlalu berat, saya juga suka buku dalam merawatnya pun aku teliti.
Saat saya konsultasikan kepada Ibu saya, “Ya tak masalah, terserah lah mau ambil apa, asal lancar tidak putus di tengah jalan. Niat kuliah ya kuliah, cari ilmu dan pengalaman. Kerjaan besok setelah lulus pasti ada, peluang disini banyak”, kata Ibu lewat telpon dari Palembang. Saya pun dengan niat sungguh-sungguh untuk belajar mendaftar SBMPTN dengan pilihan pertama dan kedua di UNY dan pilihan ketiga di UIN Sunan Kalijaga jurusan Ilmu Perpustakaan. Dan alhamdulillah yang diterima pillihan ketiga. Semoga ini adalah jalan terbaik buat saya. Amiiin.
Dengan masuknya saya di jurusan Ilmu Perpustakaan tak masalah, malah sungguh luar biasa. Dengan dosen-dosen yang berpengalaman, berpendidikan samapai S3, bahkan mengemban ilmu sampai ke negeri orang, memotivasi mahasiswa-mahasiswa dalam berkarya, berkreatif, berinovatif. Walaupun tak sedikit orang yang memandang sebelah mata jurusan Ilmu Perpustakaan, namun banyak juga orang yang menganggap sangat dibutuhkan sekali lulusan dari Ilmu Perpustakaan.
Intinya apapun jurusan yang kita tempuh, hadapi dan lalui pasti ada sisi baik dan buruknya. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menutupi sisi buruk yang ada dengan menonjolkan sisi baiknya, berkreasi mewujudkan kebaikan. Pun dalam hidup setinggi-tingginya kita belajar, sebaik-baiknya sifat orang jika orang tersebut tidak bermanfaat maka semua akan sia-sia. Beginilah banyak dosen dan orang-orang “besar” berwejang “Orang yang bermanfaat adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain”.