Kamis, 10 Maret 2016

Membuat Jejak-jejak Sejarah dengan Menulis




Sebuah minat yang ada pada diri seseorang harus dikembangkan agar bermanfaat untuk orang lain pun kita dapat memberi manfaat kepada orang lain. Tersirat dalam kata-kata bijak yang sering saya dengar, orang yang baik adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain. Jadi, kita semua, termasuk saya bila ingin dianggap orang baik maka harus bermanfaat untuk orang lain. Berkaitan dengan minat, telah saya ungkit sebelumnya, minat dalam diri seseorang akan sangat bermanfaat untuk orang lain. Mungkin, tak hanya orang lain yang dekat dengan kita tapi juga masyarakat, bangsa, negara, bahkan orang-orang dari bangsa lain atau negara lain pun dapat memperoleh manfaatnya.
Minat seseorang dikatakan bermanfaat untuk orang lain harus memenuhi syarat, tak banyak-banyak, hanya minat yang bermanfaat dan jangan dipendam. Minat seseorang yang hanya dipendam, hanya untuk dirinya sendiri, tak direalisasikan, tak dilakukan di “dunia luar”, itu hanyalah minat kosong, tidak bermanfaat bagi orang lain dan cuma seonggok minat saja. Berbeda jika seseorang punya minat menulis misalnya, dan orang itu mengembangkan minat jadilah bakat yang pro. Walaupun awalnya tak semudah membalikkan telapak tangan. Orang itu sering membuat karya dengan menulis yang tak hanya satu-dua, menerbitkan tulisannya, mengadakan launching buku karyanya, bahkan dapat menjadi seorang motivator dalam mengembangkan minat menulis, karya-karyanya yang banyak dibaca oleh beribu-ribu orang di negeri ini. Sungguh luar biasa.
Dalam mengembangkan minat perlu kita sadari bahwa kita memerlukan orang lain, tak bisa mengelak, kita adalah makhluk sosial. Tak sedikit seorang penulis pemula mengembangkan minat dengan “berguru”, entah  itu dari teman, kerabat, senior atau bahkan senior-senior pro, penulis terkenal. Maka dari itu dibutuhkannya sebuah komunitas, komunitas adalah kumpulan sekelompok orang yang memiliki minat yang sama, tujuan yang sama dalam mengembangkan minat, saling bertukar pikiran, memberikan solusi dan aktif secara berkelanjutan.
Saya yang mempunyai minat menulis juga ingin mengembangkan minat saya. Awalnya saya mengembangkan dengan memperbanyak menulis, baik menulis catatan harian, cerita-cerita atau yang lainnya. Namun saya merasa, jika hanya menulis saja tak kan maksimal hasilnya, jadi saya kirimkan karya-karya saya ke majalah, berbagai surat kabar, dan mengikuti lomba-lomba berkaitan dengan kepenulisan. Seperti yang saya bilang tadi tak semudah membalikkan telapak tangan. Hanya satu karya saya yang termuat di majalah yang lainnya belum mencapai. Itu semua saya mulai dari waktu Sekolah Menengah Atas dulu.
Sekarang saya sudah hampir dua tahun di perguruan tinggi. Di Universitas ini saya mengikuti berbagai seminar atau pelatihan berkaitan kepenulisan untuk mengembangkan minat saya yang mana sebagian besar yang mengikuti pasti memiliki minat yang sama dan sebagai peserta pasti mempunyai masalah yang bisa ditanyakan dalam acara ini. Selain itu seperti acara launching buku dan bedah buku saya ikuti, juga dapat menjembatani antara calon penulis dengan penulis, bahkan sesama penulis, saling berbagi pengalaman.
taken from rumpun nektar
Namun itu adalah acara-acara tambahan yang dapat menambah pengembangan dalam menulis. Komunitas yang saya ikuti adalah komunitas secara online, yaitu Rumpun Nektar yaitu Komunitas Penulis Fiksi Sastra Indonesia. Walaupun tidak secara langsung saya mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan komunitas ini, tapi saya selalu update informasi dan penetahuan lain berkaitan komunitas ini. Dalam komunitas ini memberikan wadah kepada penggiat kepenulisan untuk berbagi dan berkomunikasi, berkumpul dan belajar bersama, juga merupakan ruang diskusi yang memberikan berbagai solusi, disuguhkan pula tips-tips menulis, bagaimana membuat karya yang dapat menarik penerbit untuk menerbitkan karya kita, memberikan tempat untuk menerbitkan karya-karya dan masih banyak lagi sehingga kita dapat berdiskusi banyak hal berkaitan dengan dunia tulis menulis.
Alasan saya mengembangkan minat dalam menulis karena selain saya suka menulis, saya ingin membuat jejak-jejak yang mana jejak-jejak itu dapat memberikan manfaat kepada orang lain dan merupakan jejak-jejak sejarah dalam hidup saya. Pun dalam karya sebuah buku saja menjadi sebuah jejak sejarah yang berharga, sampai kapanpun sebuah buku pasti ada pembacanya, seperti salah satu dari lima gagasan Ranganathan every book its reader. Sehingga jika saya memiliki banyak karya buku yang diterbitkan, dari setiap generasi ke generasi selanjutnya pasti ada pembacanya walupun hanya satu orang. Jejak-jejak sejarah pun terlihat.
taken from rumpun nektar
Dimasa mendatang saya tak hanya mengikuti komunitas saja tapi saya ingin membuat komunitas. Komunitas yang diperuntukkan kepada orang-orang yang memiliki jiwa relawan dalam meningkatkan ke-literatur-an bagi masyarakat yang jauh dari literatur, yang belum seluruhnya tersentuh literatur, seperti di pelosok-pelosok desa jauh dari kecanggihan informasi. Dalam komunitas ini kelak saya ingin mengumpulkan orang-orang yang ingin memajukan masyarakat dari ketertinggalan informasi, pendidikan dan bacaan-bacaan intelektual. Dengan penerjunan beberapa wakil dari komunitas ke lapangan yang dibekali pendidikan, skill dan karya-karya literatur untuk masyarakat yang dituju. Sehingga dengan adanya komunitas ini saya berharap tingkat pendidikan dan keinformasian diseluruh negara Indonesia sama dan setara, meningkatkan pendidikan di daerah-daerah terpencil yang mungkin tak tersentuh oleh pihak yang berwajib. Semoga berhasil. Good luck.