Kamis, 10 Desember 2015

Cerpen "Puisi Cinta"


PUISI CINTA

                Malam yang sepi. Di sebuah rumah ada seorang gadis yang duduk termenung menikmati malam yang kelabu, tanpa orangtua dan kakak-adiknya di sana. Sudah sekitar dua bulan gadis itu hanya sendirian di rumah itu, walaupun di sana ada pakdhe dan saudara dari embahnya, yang rumahnya tak jauh dari rumah Hida karena masih satu pedukuhan, namun tetap saja Hida merasakan kesepian. Ya, namanya Hida, nama yang indah bukan?
Sedikit sinar bulan yang tak mampu menyinari hati Hida dilengkapi suara jangkrik yang bersahut-sahutan seakan mengejek Hida yang sendirian. Jauh dari keluarga, nggak ada temen yang maen, nggak ada kerjaan yang jelas malam ini. Huft! Lengkap sudah penderitaan Hida. Bintang pun tak banyak yang menghiasi atap langit malam.
            Ponsel di tangan Hida tak bergeming, Hida galau dengan perasaannya saat ini. Entah mengapa hidup Hida seperti ini. Hida berusaha untuk tegar menghadapi semua ini dan berdoa semoga semuanya baik-baik saja. “Drrttt... drrrtttt... ddrrrrrt...” Hida kaget dengan getaran ponsel dan dering sms.

new message(s) unread
1 message received

            Kata-kata itu tertulis di layar ponsel Hida. Hida menekan tombol “view”. “Dari dia” bisik Hida. Hida baca sms dia dalam hati.

Tiada cinta melainkan hati
Tiada dusta melainkan kejujuran
Janganlah engkau memendam di hati
Jika engkau menyadari

            Entah kata-kata itu dari mana, Hida tak tahu. Tak lama disusul sms lagi.

Biarlah malam begitu sepi
Tak bisa ku menahan rasa ini
Janganlah engkau pergi
Biarlah aku yang mencari
Kemana engkau pergi
Pasti kita kan bertemu kembali
Tuk menghadapi semua hidup di bum ini
Hanyalah waku yang dapat menemukan
Kita kembali, kasih...

            “Kenapa sih dia sms begitu”, bisik Hida sewot.
Bukannya Hida nggak suka, tidak juga Hida bangga atau gimana, tapi apa yang harus dikatakan Hida? Hida belum mengerti perasaannya sendiri kepada dia. Selama ini belum ada perasaan apa-apa untuk dia. Setahun yang lalu dia dan Hida kenal, selama itu dia sering telpon, sms, bahkan maen ke rumah Hida, dan juga ngajak Hida jalan. Bukannya Hida php namun sungguh ini terlalu cepat untuk Hida. Yah, inilah kegalauan Hida. Dia tak jarang menyatakan perasaannya pada Hida, baik secara langsung, via telpon, bahkan sms seperti yang diteima Hida saat ini. Tak jarang juga Hida mengacuhkannya, tak merespon dia, cuek dengan perasaan dia pada Hida. Tahu sendiri kan kesimpulannya, perasaan untuk dia belum tumbuh di hati Hida, mungkin belum waktunya.
Hida menekan tombol untuk me-reply sms itu. Hida mulai mengetik pada keypad ponselnya.

Wahai pujangga hati
Yang sedang mencari cinta sejati
Carilah bidadari yang sedang menunggu
Dan telah siap dengan cinta tulusnya untukmu
Jangan sia-siakan waktumu
Hanya untuk menunggu ketiadaan cinta
Aku bukan untukmu
Cintaku bukan untukmu
Hatiku bukan untukmu


            Hida beranikan diri untuk membalas sms dia dengan kata-kata itu. Mungkin kalian menganggap Hida jahat, tak punya perasaan atau semacamnya, namun hati Hida yakin untuk membalas dengan kata-kata seperti itu. Dengan begitu Hida tahu seberapa jauh dia akan berusaha, seberapa besar dia akan berkorban dan seberapa kuat perasaannya kepada Hida.
            “Drrrttt...”.
            “Pasti balasan dari dia”, tebak Hida. Benar saja, dari dia.

Tiada guna aku menanti seorang kekasih
Kini aku hanyalah menunggu dirimu kasih
Janganlah engkau berpaling dariku
Karena engkaulah yang aku cari
Engkaulah penyemangat hidupku
Andai kata engkau tak ada
Aku terasa hampa
Oh Tuhan...
Janganlah Engkau pisahkan aku dengannya
Karena aku sangat mencintainya

            “Ya Allah, apa ini memang takdirku? Aku harus bagaimana? Apa yang harus aku lakukan?” Hida bingung dengan keadaan ini.
            Hida mengetik...

Tapi mengapa Tuhan?
Karena kehadirannya hatiku merasa tak tentu
Bukan karena suka
Aku merasa tak karuan
Bukan karena cinta atau sayang
Aku merasa tak nyaman saja
Bukan karena benci
Hanya saja belum ada perasaan untukmu
Ya Allah...
Mungkin hatiku sulit untuk berpaling
Dari cintaku dulu
Wajahnya yang terukir jelas di hatiku
Walaupun cintaku tak pernah sampai dan tak akan pernah terbalas

            Malam ini semakin larut. Hida tak lagi menghiraukan malam yang begitu kelam ini, kesepiannya pun teralihkan oleh sms dari dia. Malam yang semakin kelabu, sekelabu hati Hida saat ini. Selesai menulis balasan, Hida mengirimkan ketikannya untuk dia. Beberapa saat kemudian balasan dari dia Hida terima.

Kini hanyalah wajahmu yang selalu terukir di hatiku
Aku duduk denganmu aku terasa nyaman
Seumur hidupku aku merasa Cuma denganmu aku terasa bahagia
Oh kasih...
Ijinkan aku tuk ungkapkan perasaanku sebenarnya
Disaat engkau jauh aku terasa gelisah
Ingin ku selalu di dekatmu kasih
Karena aku terasa nyaman dan bahagia di dekat kamu kasih
Karena aku tulus suka
Hanyalah engkau kasih

            Dipandanginya pesan dari dia, Hida tak mampu lagi membalas pesan dari dia. Hida kira balasannya tak akan berarti, tak ada efeknya buat dia. So, Hida hanya membaca dan memandang tulisan itu dengan sepenuh hati. Sampai lamaaaa sekali Hida cermati kata demi kata, baris demi baris.
            “Drrttt... drttt... drrrrttt...” Hida kaget dengan getaran di tangannya, Hida buka pesan masuk. Dia sms lagi.

Aku pernah dengar tentang belahan jiwa
Aku nggak pernah tau
Sampai akhirnya aku temukan dirimu
Kadang-kadang aku takut akan masa depan yang nggak pasti
Tapi mengetahui kamu ada di sisiku
Membuat ku yakin akan hidupku

           
Inikah cinta


KP, Februari 2015

1 komentar:

  1. According to Stanford Medical, It's really the one and ONLY reason this country's women live 10 years more and weigh 42 pounds lighter than we do.

    (Just so you know, it is not about genetics or some hard exercise and really, EVERYTHING to do with "HOW" they are eating.)

    BTW, What I said is "HOW", not "what"...

    Click on this link to reveal if this short questionnaire can help you decipher your true weight loss potential

    BalasHapus