PUISI
CINTA
Malam
yang sepi. Di sebuah rumah ada seorang gadis yang duduk termenung menikmati
malam yang kelabu, tanpa orangtua dan kakak-adiknya di sana. Sudah sekitar dua
bulan gadis itu hanya sendirian di rumah itu, walaupun di sana ada pakdhe dan
saudara dari embahnya, yang rumahnya tak jauh dari rumah Hida karena masih satu
pedukuhan, namun tetap saja Hida merasakan kesepian. Ya, namanya Hida, nama
yang indah bukan?
Sedikit
sinar bulan yang tak mampu menyinari hati Hida dilengkapi suara jangkrik yang
bersahut-sahutan seakan mengejek Hida yang sendirian. Jauh dari keluarga, nggak
ada temen yang maen, nggak ada kerjaan yang jelas malam ini. Huft! Lengkap
sudah penderitaan Hida. Bintang pun tak banyak yang menghiasi atap langit
malam.
Ponsel
di tangan Hida tak bergeming, Hida galau dengan perasaannya saat ini. Entah
mengapa hidup Hida seperti ini. Hida berusaha untuk tegar menghadapi semua ini
dan berdoa semoga semuanya baik-baik saja. “Drrttt... drrrtttt... ddrrrrrt...”
Hida kaget dengan getaran ponsel dan dering sms.
new
message(s) unread
1
message received
Kata-kata
itu tertulis di layar ponsel Hida. Hida menekan tombol “view”. “Dari dia” bisik
Hida. Hida baca sms dia dalam hati.
Tiada
cinta melainkan hati
Tiada
dusta melainkan kejujuran
Janganlah
engkau memendam di hati
Jika
engkau menyadari
Entah
kata-kata itu dari mana, Hida tak tahu. Tak lama disusul sms lagi.
Biarlah
malam begitu sepi
Tak bisa
ku menahan rasa ini
Janganlah
engkau pergi
Biarlah
aku yang mencari
Kemana
engkau pergi
Pasti
kita kan bertemu kembali
Tuk
menghadapi semua hidup di bum ini
Hanyalah
waku yang dapat menemukan
Kita
kembali, kasih...
“Kenapa
sih dia sms begitu”, bisik Hida sewot.
Bukannya
Hida nggak suka, tidak juga Hida bangga atau gimana, tapi apa yang harus
dikatakan Hida? Hida belum mengerti perasaannya sendiri kepada dia. Selama ini
belum ada perasaan apa-apa untuk dia. Setahun yang lalu dia dan Hida kenal,
selama itu dia sering telpon, sms, bahkan maen ke rumah Hida, dan juga ngajak
Hida jalan. Bukannya Hida php namun sungguh ini terlalu cepat untuk Hida. Yah,
inilah kegalauan Hida. Dia tak jarang menyatakan perasaannya pada Hida, baik
secara langsung, via telpon, bahkan sms seperti yang diteima Hida saat ini. Tak
jarang juga Hida mengacuhkannya, tak merespon dia, cuek dengan perasaan dia
pada Hida. Tahu sendiri kan kesimpulannya, perasaan untuk dia belum tumbuh di
hati Hida, mungkin belum waktunya.
Hida menekan
tombol untuk me-reply sms itu. Hida mulai mengetik pada keypad ponselnya.
Wahai
pujangga hati
Yang
sedang mencari cinta sejati
Carilah
bidadari yang sedang menunggu
Dan
telah siap dengan cinta tulusnya untukmu
Jangan
sia-siakan waktumu
Hanya
untuk menunggu ketiadaan cinta
Aku
bukan untukmu
Cintaku
bukan untukmu
Hatiku
bukan untukmu
Hida
beranikan diri untuk membalas sms dia dengan kata-kata itu. Mungkin kalian menganggap
Hida jahat, tak punya perasaan atau semacamnya, namun hati Hida yakin untuk
membalas dengan kata-kata seperti itu. Dengan begitu Hida tahu seberapa jauh
dia akan berusaha, seberapa besar dia akan berkorban dan seberapa kuat
perasaannya kepada Hida.
“Drrrttt...”.
“Pasti
balasan dari dia”, tebak Hida. Benar saja, dari dia.
Tiada
guna aku menanti seorang kekasih
Kini aku
hanyalah menunggu dirimu kasih
Janganlah
engkau berpaling dariku
Karena
engkaulah yang aku cari
Engkaulah
penyemangat hidupku
Andai
kata engkau tak ada
Aku
terasa hampa
Oh
Tuhan...
Janganlah
Engkau pisahkan aku dengannya
Karena
aku sangat mencintainya
“Ya
Allah, apa ini memang takdirku? Aku harus bagaimana? Apa yang harus aku
lakukan?” Hida bingung dengan keadaan ini.
Hida
mengetik...
Tapi
mengapa Tuhan?
Karena
kehadirannya hatiku merasa tak tentu
Bukan
karena suka
Aku
merasa tak karuan
Bukan karena
cinta atau sayang
Aku
merasa tak nyaman saja
Bukan
karena benci
Hanya
saja belum ada perasaan untukmu
Ya
Allah...
Mungkin
hatiku sulit untuk berpaling
Dari
cintaku dulu
Wajahnya
yang terukir jelas di hatiku
Walaupun
cintaku tak pernah sampai dan tak akan pernah terbalas
Malam
ini semakin larut. Hida tak lagi menghiraukan malam yang begitu kelam ini,
kesepiannya pun teralihkan oleh sms dari dia. Malam yang semakin kelabu,
sekelabu hati Hida saat ini. Selesai menulis balasan, Hida mengirimkan
ketikannya untuk dia. Beberapa saat kemudian balasan dari dia Hida terima.
Kini
hanyalah wajahmu yang selalu terukir di hatiku
Aku
duduk denganmu aku terasa nyaman
Seumur
hidupku aku merasa Cuma denganmu aku terasa bahagia
Oh
kasih...
Ijinkan
aku tuk ungkapkan perasaanku sebenarnya
Disaat
engkau jauh aku terasa gelisah
Ingin ku
selalu di dekatmu kasih
Karena
aku terasa nyaman dan bahagia di dekat kamu kasih
Karena
aku tulus suka
Hanyalah
engkau kasih
Dipandanginya
pesan dari dia, Hida tak mampu lagi membalas pesan dari dia. Hida kira
balasannya tak akan berarti, tak ada efeknya buat dia. So, Hida hanya membaca
dan memandang tulisan itu dengan sepenuh hati. Sampai lamaaaa sekali Hida
cermati kata demi kata, baris demi baris.
“Drrttt...
drttt... drrrrttt...” Hida kaget dengan getaran di tangannya, Hida buka pesan
masuk. Dia sms lagi.
Aku
pernah dengar tentang belahan jiwa
Aku
nggak pernah tau
Sampai
akhirnya aku temukan dirimu
Kadang-kadang
aku takut akan masa depan yang nggak pasti
Tapi
mengetahui kamu ada di sisiku
Membuat
ku yakin akan hidupku
Inikah cinta
KP, Februari 2015
According to Stanford Medical, It's really the one and ONLY reason this country's women live 10 years more and weigh 42 pounds lighter than we do.
BalasHapus(Just so you know, it is not about genetics or some hard exercise and really, EVERYTHING to do with "HOW" they are eating.)
BTW, What I said is "HOW", not "what"...
Click on this link to reveal if this short questionnaire can help you decipher your true weight loss potential